Embed Download Buku Model Pembelajaran Yang Ada Model Pempelajaran Take and Give. Download Buku Model Pembelajaran Yang AdaModel Pempelajaran Take And Give Media, Teknologi, dan Pembelajaranbuku ini menganjurkan pendekatan elektik untuk pembelajaran. Hal ini diilhami oleh tiap perspektif psikologi,dan para perancang telah mengembangkan kerangka yang kuat untuk pembelajaran. Bahkan, praktek-praktek pembelajaran yang berhasil memiliki ciri yang sebenarnya didukung oleh berbagai perspektif, seperti dibawahini: Active participation. Pembelajaran yang efektif terjadi ketika siswa secara aktif dalam memaknaitugas-tugas, dan berinteraksi dengan isi dari tugas-tugas tersebut.
Model -model akan bagaimanapebelajar menerima, berproses, dan memanipulasi informasi. Penganut Kognitivis melihat dengan cara yangberbeda akan pola-pola belajar yang telah terbiasa. Contohnya; menciptakan suatu kemampuan yang di sebutdengan memori jangka pendek dan memori jangka panjang. Informasi yang baru disimpan oleh memori jangkapendek, dimana informasi itu dilatih sampai dapat dikatakan siap disimpan dalam memori jangka panjang.Penganut Kognitifistik memiliki persepsi yang luas terhad.
Pembelajaran sampai saat ini. Aturan-aturan daripendidik dan pebelajar telah berubah karena dipengaruhi media dan teknologi yang digunakan di dalam kelas.Perubahan ini sangat esensial, karena sebagai penuntun dalam proses pembelajaran, pendidik (guru) berhakmenguji media dan teknologi dalam konteks belajar dan itu berdampak pada hasil belajar siswa. LEARNINGBelajar adalah proses pengembangan pengetahuan, ketrampilan-ketrampilan, atau pengembangan tingkah lakusebagai interaksi indi.
Download as Microsoft Word Download as PDF Download Model-model pembelajaran inovatif / Udin S. Winataputra Download as Postscript. Download with Google Download with Facebook or download. Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau pola yang dapat digunakan untuk mendesain pola-pola mengajar secara tatap muka di dalam kelas atau mengatur tutorial, dan untuk menentukan material atau perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya, buku, film, program-program media.
And Technologies for Learning. Publishing by John Wiley & Sons Inc. PEMBAHASANDAN DISKUSI Dalam makalah ini membicarakan seputar hal media, Teknologi, dan pembelajaran. Belajarmerupakan sebuah aktifitas transformasi ilmu pengetahuan, sikap dan nilai dari satu generasi ke generasilainnya. Membutuhkan satu saluran dan media yang harus tepat. Sehingga perlu pertimbangan yang mendalamdan tepat dalam menentukan teknologi yang akan digunakan sebagai sarana pembelajaran.
Disamping itu, p.Dalam sejarah, media dan teknologi memiliki pengaruh terhadap pendidikan. Contohnya, komputer dan internettelah mempengaruhi proses pembelajaran sampai saat ini. Aturan-aturan dari pendidik dan pebelajar telahberubah karena dipengaruhi media dan teknologi yang digunakan di dalam kelas.Perubahan ini sangat esensial,karena sebagai penuntun dalam proses pembelajaran, pendidik (guru) berhak menguji media dan teknologidalam konteks belajar dan itu berdampak pada hasil belajar siswa.LEARNINGBelajar adalah prosespengembangan pengetahuan, ketrampilan-ketrampilan, atau pengembangan tingkah laku sebagai interaksiindividu, menyangkut fasilitas-fasilitas fisik, psikologis, metode pembelajaran, media, dan teknologi. Belajaradalah proses yang dilakukan sepanjang waktu oleh individu manapun.Dengan demikian, belajar adalah prosesyang melibatkan proses seleksi, pengaturan, dan penyampaian pesan yang pantas kepada lingkungan danbagaimana cara pebelajar berinteraksi dengan informasi tersebut. Dengan demikian hal ini melihat beberapapandangan-pandangan psikologis dan pandangan-pandangan filusuf. Pembahasan kali ini juga akanmenggambarkan berbagai aturan dari media dalam belajar dan menampilkan metode-metode yang berbeda,seperti presentasi-presentasi, demonstrasi-demonstrasi, dan diskusi-diskusi akan teknologi yang berhubungandengan belajar.1. Psychological Perspective on LearningBagaimana instruktur menampilkan peran dari mediadan teknologi di dalam kelas, ini tergantung akan seberapa jauh mereka memahami akan bagaimanamasyarakat telah belajar mengunakannya.
Dibawah ini ada beberapa perspektif yang berkaitan denganpsychological perspectives on learningBehaviorist PerspectivePada pertengahan 1950an, fokus.Read Article Pengertian Pengukuran, Penilaian, Pengujian, Evaluasi, dan Asesmen Pengukuran adalah kegiatan mengukur. Mengukur adalah membandingkan sesuatu dengan satu ukuran.Misalnya mengukur panjang meja dengan satuan panjang yaitu meter, atau mengukur berat badan dengansatuan berat yaitu kilogram. Hasil pengukuran bersifat kuantitatif.Penilaian adalah kegiatan menilai. Menilai 1/2 adalah mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu berdasarkan membandingkan hasil pengukuran dengansuatu kriteria tertentu (ukuran baik buruk). Putusan itu sesuai atau tidak sesuai dengan kriteria itu.Sedangkankegiatan mengevaluasi adalah kegiatan mengukur dan menilai itu.
Jadi kegiatan pengukuran, penilaian, danevaluasi itu bersifat hierarkhis, artinya dilakukan secara berurutan dimulai dengan pengukuran, dilanjutkandengan penilaian, dan diakhiri dengan mengevaluasi.Pengukuran menurut Guilford ( 1982) adalah prosespenetapan angka terhadap suatu gejala menurut aturan tertentu. Pengukuran pendidikan berbasis kompetensidasar berdasarkan pada klasifikasi observasi unjuk kerja atau kemampuan peserta didik dengan menggunakansuatu standar. Pengukauran dapat menggunakan tes dan nontes. Tes adalah seperangkat prtanyaan yangmemiliki jawaban benar atau salah, atau suatu pernyataanpermintaan untuk melakukan sesuatu.
Nontes berisipertanyaan atau pernyataan yang tidak memiliki jawaban benar atau salah. Instrumen nontes bisa berbentukkuesioner atau inventori. Kuesioner berisi sejumlah pertanyaan atau pernyataan, peserta didik dimintamenjawab atau memberikan pendapat terhadap pernyataan. Inventori merupakan instrumen yang berisi tentanglaporan diri yaitu keadaan peserta didik, misalnya potensi peserta didik.Pengujian merupakan.Read Article 2/2.
Pembelajaran dikelas merupakan proses belajar-belajar. Dimana seorang guru menjadikan pengalaman belajar sebagai bahan inrtospeksi agar pembelajaran semakin baik dan kondusif, disisi lain, peserta didik yang menjadi subjek belajar harus betul-betul menggunakan momentum pembelajaran sebagai ajang mengumpulkan dan menyempurnakan pengetahuan. Dalam pembelajaran, berbagai strategi dilakukan oleh guru agar pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan.
Kesiapan dalam pembelajaran, ketepatan dalam pemilihan model pembelajaran dan penguasaan materi menjadi kunci efektifnya pembelajaran. Terkadang guru bingung dan bahkan galau untuk memilih model apa yang cocok untuk di terapkan pada saat mengajar di kelas. Nah kali ini seorang guru tak perlu khawatir lagi karena dibawah ada 10 contoh model pembelajaran dan langkah-langkahnya yang akan dipaparkan oleh sobat pendidikan secara ditel sehingga tdk usah khawatir lagi, buang galaunya sejauh mungkin karena ini adalah solusinya. Silahkan pilih salah satu model dibawah ini yang cocokuntuk di terapkan di kelas. Semoga bermanfaat. Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok kecil secara heterogen 4-5 siswa untuk bekerja secara tim.
Para siswa diberikan tugas untuk membaca beberapa BAB atau Unit dan diberikan Lembar Ahli yang terdiri tas topic-topik yang berbeda yang harus menjadi focus perhatin masing-masing anggota tim saat mereka membaca. Setelah selesi membaca, setiap siswa dari tim yang berbeda yang memiliki focus topic yang sama bertemu dalam kelompok ahli untuk mendiskusikan topic mereka sekitar 30 menit.
Setelah selesai, para ahli tersebut kembali kepada tim mereka dan secara bergantian mengajari teman satu timnya mengenai topic mereka. Para siswa menerima penilaian yang mencakup seluruh topic dan skor kuis akan menjadi skor tim. Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran. Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan melalui OHP.
Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa untuk memperhatikan/menganalisa gambar. Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisa gambar tersebut dicatat pada kertas. Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya. Mulai dari komentar/hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai. Kesimpulan.
Guru membagi siswa untuk berpasangan. Guru membagikan wacana/materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat ringkasan. Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar. Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya. Sementara pendengar: - Menyimak/mengoreksi/menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap - Membantu mengingat/menghafal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya.
Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya. Serta lakukan seperti diatas. Kesimpulan Siswa bersama-sama dengan Guru. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai. Guru mengemukakan konsep/permasalahan yang akan ditanggapi oleh siswa/sebaiknya permasalahan yang mempunyai alternatif jawaban. Membentuk kelompok yang anggotanya 2-3 orang.
Tiap kelompok menginventarisasi/mencatat alternatif jawaban hasil diskusi. Tiap kelompok (atau diacak kelompok tertentu) membaca hasil diskusinya dan guru mencatat di papat dan mengelompokkan sesuai kebutuhan guru. Dari data-data di papan siswa diminta membuat kesimpulan atau guru memberi bandingan sesuai konsep yang disediakan guru. Interaksi tatap muka: para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok yang beranggotakan empat sampai lima orang,. Interdependensi positif: para siswa bekerja bersama untuk mencapai tujuan kelompok,. Tanggung jawab individual: para siswa harus memperlihatkan bahwa mereka secara individual telah menguasai materinya. Kemampuan-kemampuan interpersonal dan kelompok kecil: para siswa diajari mengenai sarana-sarana yang efektif untuk bekerja sama dan mendiskusikan seberapa baik kelompok mereka bekerja dalam mencapai tujuan mereka.
Dalam hal ini penggunaan kelompok pembelajaran heterogen dan penekanan terhadap interdependensi positif, serta tanggung jawab individual metode-metode Johnson ini sama dengan STAD. Akan tetapi, mereka juga menyoroti perihal pembangunan kelompok dan menilai sendiri kinerja kelompok, dan merekomendasikan penggunaan penilaian tim ketimbang pemberian sertifikat atau bentuk rekognisi lainnya. Metode ini membagi siswa dalam kelompok heterogen dengan 4 – 5 anggota. Setiap kelompok ini menerima satu lembar tugas, menerima pujian dan penghargaan berdasarkan hasil kerja kelompok. Tipe STAD merupakan salah satu tipe kooperatif yang menekankan pada adanya aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna untuk mencapai prestasi yang maksimal. Pada proses pembelajarannya, belajar kooperatif tipe STAD melalui lima tahapan yang meliputi:1) Tahap penyajian materi, 2) tahap kegiatan kelompok, 3) tahap tes individual, 4) tahap perhitungan skor perkembangan individu, dan 5) tahap pemberian penghargaan kelompok.
Guru menyampaikan materi pelajaran dengan terlebih dahulu menjelaskan tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pertemuan tersebut serta pentingnya pokok bahasan tersebut dipelajari. Guru member motivasi siswa agar dapat belajar dengan aktif dan kreatif. Di dalam proses pembelajaran guru dibantu oleh media, demonstrasi, pertanyaan atau masalah nyata yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Dijelaskan juga tentang keterampilan dan kemampuan yang diharapkan dikuasai siswa, tugas dan pekerjaan yang harus dilakukan serta cara-cara mengerjakannya. Guru mengevaluasi hasil belajar melalui pemberian kuis tentang materi yang dipelajari dan juga melakukan penilaian terhadap presentasi hasil kerja masing-masing kelompok. Siswa diberikan kursi secara individual dan tidak dibenarkan bekerja sama. Ini dilakukan untuk menjamin agar siswa secara individu bertanggung jawab kepada diri sendiri dalam memahami bahan ajar tersebut.
Guru menetapkan skor batas penguasaan untuk setiap soal, misalnya 60, 75, 84, dan seterusnya sesuai dengan tingkat kesulitan siswa. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Guru menyajikan materi sebagaimana biasa. Untuk mengetahui daya serap siswa, bentuklah kelompok berpasangan dua orang. Suruhlan seorang dari pasangan itu menceritakan materi yang baru diterima dari guru dan pasangannya mendengar sambil membuat catatan-catatan kecil, kemudian berganti peran.
Begitu juga kelompok lainnya. Suruh siswa secara bergiliran/diacak menyampaikan hasil wawancaranya dengan teman pasangannya. Sampai sebagian siswa sudah menyampaikan hasil wawancaranya.
Guru mengulangi/menjelaskan kembali materi yang sekiranya belum dipahami siswa. Kesimpulan/penutup semoga informasinya bermanfaat.
Comments are closed.
|
Details
AuthorWrite something about yourself. No need to be fancy, just an overview. ArchivesCategories |